Jangan Sombong, Jangan Curang, dan Jangan Lupa Bersyukur Jika Ingin Sukses

Harus Anda ingat, apa sih yang pantas kita sombongkan dengan apa yang kita peroleh? Harta kekayaan, pangkat, kedudukan, jabatan, karier yang sukses, wajah yang cakep, kepintaran, dan kesuksesan yang kita peroleh dalam usaha kita, semuanya hanya sekadar amanah yang kelak akan kita pertanggungjawabkan. Hanya sekadar titipan, nggak lebih. Bola ada orang yang membangga-banggakan dan menepuk dada dengan adanya titipan maka perlu ditanyakan tingkat kewarasan otaknva.

Jangan Sombong dengan Kesuksesan

Jangan Sombong, Jangan Curang, dan Jangan Lupa Bersyukur Jika Ingin Sukses
wanita karir

Kedua, kebenaran, ilmu dan hikmah itu munculkapan saja dan darimana saja. Bisa dari karyawan yunir kita, anak, ataupun dari adik kita. Jangan mentang-mentang muncul dari mereka lantas kita anggap sebelah mata dan nggak ada gunanya. Setiap detik yang kita lalaui,  apapun itu, itu semuanya dirancang oleh Allah untuk tidak menjadikan sesuatu yang sia-sia. Termasuk setiap pertemuan dengan mereka yang sering kita remehkan.

Oleh karena itu, kalau kita sedang diuji dan dikabulkan apa yang kita inginkan dengan adanya kesuksesan, usaha, karir, jabatan atau ilmu yang nggak ada pilihan lain kecuali kita harus tetap tawadhuk dan rendah hati, jangan sombong, jangan sampai pula kita merendahkan dan menghina orang lain, karena semua mempunyai kedudukan yang sama dan tidak ada bedanya dihadapan Allah.

Jangan Curang

Bagi kita yang percaya bahwa rezeki hanya dari Allah semata, kita akan berusaha mencari rezeki yang halal dan bermanfaat. Untuk itu, dalam rangka mendapatkan untung dan kekayaan, kita tidak mengenal istilah riba, risywah (sogok), curang, nggak jujur, dan nggak , menganut ideologi KKN Berta penindasan.
Kenapa?
Karena kita sadar bahwa rezeki yang kita peroleh bukan mata-mata milik kita. Harta hanya titipan yang suatu saat akan renggut dari kita. Minimal, kalau kita nggak ada lagi di dunia ini, maka harta kita sudah bukan milik kita.
Terlebih, sebagian harta kita masih melekat milik orang lain yang harus kita berikan berupa zakat dan sedekah. Jadi, sangat bodoh lagi dungu, yang yang hanya untuk mendapatkan titipan saja harus menempuh jalan yang tidak benar.

Jangan Lupa Bersyukur

Ada sebuah nasihat yang perlu kita ingat dengan betul-betul; belajarlah rsyukur atas apa yang kita miliki, daripada kita harus terobsesi dengan apa yang kita inginkan.

Perlu diketahui,  banyak Yang bilang bila kekayaan diukur dari bergelimang harta seseorang; mobil mewah, rumah megah, dan sawah atau kebun yang sangat luas. Padahal, pandangan itu hanyalah pandangan keduniaan dan materialisi saja yang ditiupkan oleh musuh kita yang bernama setan agar kita lalai dari tujuan hidup, yaitu mencapai keselamatan di akhirat. Kaya yang sebenarnya bukan diukur dari melimpahnya apa yang kita miliki, tapi kaya yang hakiki adalah rasa syukur yang muncul atas apa yang telah kita miliki.

Yang kedua, kaya pun sejatinya hanya bisa di ukur dari kekayaan jiwa atau hati seseorang. Pesan Rosululloh “kesuksesan atau kekayaan itu diukur dari bergelimang harta, melalinkan kesuksesan adalah kekayaan hati.

Coba Anda perhatikan, banyak orang bunuh diri karena stres mikir perusahaannya yang besar dan memikirkan keluargama yang hancur, dan namanya yang luluh lantah hancur. Padahal dia adalah  orang kaya, bergelimang harta. Tetapi tidak disertai dengan gelimang bahagia. Maka apalah artinya gelimang harta bila hati tak suka dan bahagia.
Video Renungan agat tidak sombong